Assalamualaikum Wr. Wb.
Whats up?? semuanya saya sih berharap teman-teman sedang dalam keadaan baik semua hehee. Akhirnya setelah Yus posting Introduction 2, sekarang Yus akan membagi sebuah cerita pendek yaa mungkin gak terlalu bagus seperti penulis lainnya tapi, Yus harap teman-teman bisa menyerap makna dari cerita kali ini yaa. So.. monggo dibaca and enjoy it.
'Bu!! Ibu!! sini cepat!!' perintah seorang laki-laki muda yang masih nampak bahwa dia baru menginjak usia remaja. 'Iya nak!! Ada apa??' jawab sang ibu yang bergegas dari dapur yang saat itu sang ibu sedang memasak. 'Lamaa!! Banget ngapain sih di dapur aku panggilin bukannya langsung dateng!!' dengan begitu lancarnya dia berbicara kepada wanita itu yang notabennya adalah ibunya sendiri. 'Iya nak maaf ibu kan lagi memasak untuk kita makan nanti.' jawab sang ibu sambil tersendak karena memang beliau sedang sakit. 'Alah!! alesan!! mana duit?! aku perlu nih, cepett!!' perintah anak muda itu. 'Duit? untuk apa nak?' sambil terbatuk menjawab pertanyaan anak muda itu. 'Udah!! cepat!! gak usah banyak nanya pokoknya aku perlu!!' dan segeralah sang ibu pergi ke kamar dan beliau mengambil beberapa uang sisa yang dimiliki hari ini ketika berjalan menuju luar kamar dengan tidak sopannya sang anak muda tadi merampas uang yang dipegang oleh ibunya itu dengan cepat dan langsung ia pergi dari rumah dan menggas motornya dengan cepat meninggalkan rumah.
Sedangkan sang ibu yang saat itu sedang sakit pun ternyata kondisinya semakin parah dan tak lama setelah anak muda tadi pergi sang ibu mengucapkan kalimat terakhirnya di dunia 'Ashadualla ilaha illa allah... wa ashaduanna muhammadur rasulullah...' sang ibu tergletak di lantai depan kamar tadi sambil tertidur untuk selamanya dengan senyuman serta wajah yang pucat dan mata tertutup. Tak lama kemudian seorang tetangga datang bermaksud untuk bermain kerumah sang ibu dan kaget ketika melihat pintu rumah terbuka dan melihat sang ibu sudah terbaring di lantai tak bernyawa. Sang tetangga tadi pun mulai mencari pertolongan ke sekitar sampai akhirnya semua urusan sang ibu tadi selesai. Kumandang tahlil, dan suara pengajian berkumandang serta bendera kuning sudah terpasang disekitar rumah sang ibu. Sampai akhirnya sang anak muda sampai ke rumah dan kebingungan melihat kondisi rumah yang ramai saat itu. 'Yang sabar ya nak, ikhlaskan, insyaallah ibumu sudah tenang disana.' salah seorang pelayat berusaha menguatkan sang anak muda. 'Apaan ini?! Siapa yang meninggal?! Siapa?!' teriak sang anak muda sambil tersungkur lemas dan menangis didepan sang ibunda yang terbalut rapi dan berkain putih. Anak muda tadi pun menangis dan meminta maaf di depan jasad sang bunda.
Janganlah kita sesekali berbuat kasar kepada orang tua kita. Bahkan berkata "ah" saja itu tidak boleh. Terutama kepada ibu kita yang selama sembilan bulan mengandung, melahirkan, menyayangi, mengasihi, membesarkan kita tanpa pamrih apapun asalkan anaknya itu bahagia. Sebelum terlambat seperti Anak Muda itu mari setelah membaca cerita ini temui ibu kita bersujudlah di depannya mintalah maaf kepada dia mintalah doa kepada dia agar segala perbuatan kita diridhoi olehnya peluklah dia dengan tulus seperti dulu pertama kali dia memeluk kita lahir saat terlahir ke dunia. Ciumlah pipinya dengan kasih dan sayang seperti dulu dia selalu mencium pipi kita saat masih kecil. Bilang kepada dia 'Ibu.. Saya sayang sama ibu' ibu mana yang tidak akan langsung menangis terharu melihat anaknya yang sudah beranjak dewasa berkata demikian dan pelukalah dia dengan cinta dan sayang yang kita punya walaupun sayang sebesar apapun tidak akan pernah bisa menandingi sayang yang dia miliki untuk kita.
"Ibu adalah Harta Karun yang paling berharga yang Allah SWT berikan di kehidupan saya.."
-Yus
Comments
Post a Comment